Minggu, 26 Februari 2012

Tugas Tehnik Laboratorium


Nama      : Shella Aprielliyani  
Kelas       : II/A

KEGIATAN
PRODUKSI LIMBAH
Perawatan
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb
Bedah
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat , pisau bedah, jaringan tubuh, kantong darah
Laboratorium
Alat suntik , pot sputum, pot urine/faeces, reagent, chemicals, kaca slide
Poliklinik
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb
Farmasi
Dos, botol obat plastik/kaca, bungkus plastik, kertas, obat kedaluarsa, sisa obat.
Radiologi
Cartrige film, film, sarung tangan , kertas, plastik .
IGD
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb
Dapur
Sisa bahan makanan (sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan, kertas, plastik bungkus
Laundry
Kantong plastik
Kantor
Sisa bahan makanan (sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan, kertas, plastik bungkus
 KM / WC
Pembalut, sabun, odol
Jenis-jenis Sampah Laboratorium
1.      Sampah Biologi
·         Tumbuhan
Termasuk sampah organik , sayuran, kulit buah, daun-daun kering, bunga, yang biasanya dipakai setelah praktikum biologi.
·         Hewan
Seperti sisa-sisa daging ikan, tulang ikan, kulit ikan.
·         Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

·         Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
·         Berdasarkan bentuknya
 Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
·           Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
§      Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
§      Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
§      Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
§      Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan
lain-lain.
·           Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
ü  Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
ü  Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
·         Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
Berdasarkan sifatnya
  1. Sampah organik – dapat diurai (degradable)
  2. Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable)
  3. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
  4. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;


No
JENISLIMBAH/ SAMPAH
LAMA HANCUR
1.
Kertas
2-5 bulan
2.
Dus Karton
5 bulan
3.
Kulit Jeruk
6 bulan
4.
Filter Rokok
10-12 tahun
5.
Kantong Plastik
10-20 tahun
6.
Kulit Sepatu
25-40 tahun
7.
Pakaian/Nylon
30-40 tahun
8.
Plastik
50-80 tahun
9.
Alumunium
80-100 tahun
10.
Styrofoam
tidak hancur













2.      Sampah Kimia
·         Bahan-bahan Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Seperti bahan-bahan kimia yang beracun
·         Limbah Radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

3.      Sampah Plastik
·         Bahan-bahan yang terbuat dari plastic, seperti;
§      Kode 1 bertuliskan PET atau PETE
image002PET atau PETE (Polyethylene Terephthalate) sering digunakan sebagai botol minuman, minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Jadi ada baiknya jika kalian segera menghabiskan  isinya jika tutup wadah telah dibuka. Semakin lama wadah terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak.
                     §  Kode 2 Bertuliskan HDPE
image003HDPE atau High Density Polyethylene banyak ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat yang tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman, tutup plastik, jeriken pelumas, dan cairan kimia.

        §   Kode 3 Bertuliskan PVC
image008PVC atau Polyvinyl Chloride (PVC) sering digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan kemasan untuk produk bukan makanan. PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya. Beberapa negara Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk bahan mainan anak di bawah tiga tahun.
§   Kode 4 Bertuliskan LDPE
image009LDPE atau Low Density Polyethylene (LDPE) sering digunakan untuk membungkus, misalnya sayuran, daging beku, kantong/tas kresek.
                        


§   Kode 5 Bertuliskan PP
image014Polypropylene (PP) PP memiliki daya tahan yang baik terhadap bahan kimia, kuat, dan memiliki titik leleh yang tinggi sehingga cocok untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum, tempat obat dan botol minum untuk bayi. Biasanya didaur ulang menjadi casing baterai, sapu, sikat dan masih banyak lagi yang lainnya.
§   Kode 6 Bertuliskan PS
image016Polystyrene (PS) PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, tempat CD, karton tempat telur, dll. Pemakaian bahan ini sangat dihindari untuk mengemas makanan karena bahan styrine dapat masuk ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf manusia. Bahan ini sudah mulai dilarang penggunaannya di beberapa negara bagian Amerika untuk pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk di Cina.
§   Kode 7 Bertuliskan PC
image012Plastik yang menggunakan kode ini terbuat dari resin yang tidak termasuk enam golongan yang lainnya atau terbuat dari lebih dari satu jenis resin dan biasanya  digunakan dalam kombinasi multi-layer.












Jenis – jenis Tempat Sampah
Sistem Pengelolaan Sampah
1. cara kimiawi
© Insinerator
Insinerator adalah perangkat pembakaran sampah yang efisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insinerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebabkan pencemaran udara), dan sanggup mengurangi volume sampah sampai 80%nya seusai dibakar waktu beberapa tahun.
2. cara fisik
Deskripsi Tempat Sampah :
Tempat Sampah Fiberglass
Produk Tong sampah Model Silinder 3 in 1
Tempat sampah/ tong sampah /bak sampah (Dalam bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik.Di dalam ruangan, tempat sampah umumnya disimpan di dapur untuk membuang sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada juga tempat sampah khusus kertas yang digunakan di kantor.
Beberapa tempat sampah memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang dikeluarkan sampah. Kebanyakan harus dibuka secara manual, namun saat ini sudah banyak yang menggunakan pedal untuk memudahkan membuka tutup tempat sampah.
Tempat sampah dalam ruangan umumnya dilapisi kantong untuk memudahkan pembuangan sehingga tidak perlu memindahkan tempat sampah ketika sudah penuh, cukup dengan membawa kantong yang melapisi tempat sampah lalu menggantinya dengan yang baru. Hal ini memudahkan pembuangan sampah.
Beberapa tempat umum seperti taman memiliki tempat sampah yang ditempatkan di sisi sepanjang jalan yang secara frekuentif dapat ditemukan di sisi sepanjang jalan. Hal ini untuk menghindari kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dapat mengganggu keindahan dan kesehatan lingkungan serta etika sosial.

Di masa lalu, teroris biasa menaruh bom di tempat sampah logam. Hal ini menjadikan bom sulit ditemukan. Ledakannya juga dapat memecah material tempat sampah yang membuat ledakan menjadi lebih berbahaya. Atas alasan ini, tidak ada tempat sampah di kebanyakan stasiun kereta api, bandara, dan pusat perbelanjaan di Inggris. Jika ada, hal itu hanya kantong yang tergantung dan terbuat dari tali logam.

Semua sampah yang dikumpulkan umumnya diangkut menggunakan truk sampah untuk dibawa ke insinerator, tempat pembuangan, atau penghancur sampah. Di beberapa tempat juga ada pelayanan daur ulang, dengan satu atau lebih tempat sampah yang dikhususkan untuk didaur ulang.

Tempat sampah khusus ini dicirikan (umumnya dengan warna) sesuai kategorinya yang menentukan sampah jenis apa yang boleh dimasukkan. Material yang disediakan tempat sampahnya diantaranya sampah jenis kertas, kaca, logam, plastik, dan sampah yang dapat dikomposkan.

Syarat Pembuatan Tempat Sampah yang Baik dan Benar - Pembuangan Limbah Rumah Tangga Manusia - Ilmu Kesehatan Lingkungan:

Setiap hari manusia menghasilkan sampah baik yang merupakan sampah rumah tangga maupun sampah industri yang bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah lingkungan yang sangat merugikan.

Sampah yang menumpuk dan membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat mengganggu kesehatan manusia baik badan maupun jiwa, serta mengganggu estetika lingkungan karena terkontaminasi pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat hidung.

Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam mengelola tempat sampah rumah tangga / tempat pembuangan sampah pribadi di rumah-rumah :

1. Pisahkan sampah kering / non organik dengan sampah basah / organik dalam wadah plastik.
2. Tempat sampah harus terlindung dari sinar matahari langsung, hujan, angin, dan lain sebagainya.
3. Hindari tempat sampah menjadi sarang binatang seperti kecoa, lalat, belatung, tikus, kucing, semut, dan lain-lain
4. Buang sampah dalam kemasan plastik yang tertutup rapat agar tidak mudah berserakan dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Selain itu juga memudahkan tukang sampah dalam mengambil sampah. Jangan biarkan pemulung mengobrak-abrik sampah yang sudah dibungkus rapi.
5. Tempat sampah harus tertutup aman dari segala gangguan namun mudah dijangkau petugas kebersihan.
6. Jangan membakar sampah di lingkungan padat penduduk karena dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang lain.
©Tempat Sampah Fiberglass

Oleh Karena Itu Selama Sampah masih di produksi manusia sebagai limbah, agar tidak sembarangan dan tidak menyebabkan lingkungan kotor akibat pembuangan sampah yang tidak pada semestinya, karena fasilitas tempat sampah, tong sampah, bak sampah yang kurang memadai, kami menyediakan berbagai produk Tempat Sampah Fiberglass yang cocok sesuai dengan keperluan untuk rumah tangga, juga tempat Sampah Fiber Glass Sangat cocok untuk fasilitas umum. Tempat Sampah Fiber Glass Juga sangat  cocok untuk di pakai dalam penilaian Adipura, karena Tempat Sampah Fiber Glass juga tidak akan merusak pemandangan lingkungan sekitar, karena mudah dipindahkan dan sangat praktis.
Berikut beberapa model produk katalog tempat sampah fiberglass sebagai refferensi sebelum membeli atau order tempat sampah fiberglass.

Tempat Sampah Fiberglass
Tempat Sampah fiberglass 3 in 1

Tempat Sampah Fiberglass
Produk Tempat sampah Model Silinder 3 in 1

Tempat Sampah Fiberglass
Produk Tempat sampah fiberglass 3 in 1

Tempat Sampah Fiberglass
Tempat Sampah fiberglass 2 in 1

Tempat Sampah Fiberglass
Tempat Sampah fiberglass 2 in 1

Tempat Sampah Fiberglass
Tempat sampah fiberglass roda kapasitas 120 L - 240 L

Tempat Sampah Fiberglass
tempat sampah fiberglass single


060210143321

© Kaleng
 Gambar 1Tong sampah pemilahan Jenis Kaleng 1
© Aluminium
Gambar  Tong sampah jenis Aluminium
Tong Sampah Pilah
© Fiber
Gambar  Tong sampah jenis Fiber
Tong Sampah dari bahan Fiber produk ini adalah Tong Sampah yang berfungsi memilah atau Pilah Sampah Organik , Sampah AnOrganik dan Sampah Bahan Beracun,Sampah tersebut bisa Sampah Kering atau Sampah Basah anda,hubungi web officer kami segera.

© TPA
          Gambar 2 Tempat sampah TPA
TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah disekitarnya. Sampah- sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka.
3. cara biologis
© Kompos



Cara  Pengelolaan Sampah
1. LIMBAH PADAT
Ada beberapa tahap, yaitu :
- Penampungan dalam bak sampah dengan membedakan samaph organik dan anorganik
- Pengumpulan sampah
- Pengangkutan sampah
- Pembuangan dan pengolahan sampah
Ini dia nih gan, metodenya :
  • 3R+R
    - Replace, dengan mengganti/menggunakan barang yang bisa dipakai kembali. Misalnya, dari kantong keresek, beralih ke paperbag
    - Reduce, dengan mengurangi pemakaian barang yang dapat menjadi sampah anorganik. Misalnya, kalo agan beli sampo, sekalian aja yang kemasan gede, jangan yang sachet-an, itumah sama aja bikin sampah makin menggunung
    - Reuse, sama nih gan kaya replace. Intinya dia lebih ke cara, make lagi sampah-sampah yang masih layak pake.
    - Recycle, yang ini pasti agan udah tau. Mendaur ulang sampah untuk dipakai kembali. Sayangnya, ini agak ribet gan. Soalnya, masyarakat kita gak biasa misahin sampah basah sama sampah kering. Kebayang gak kalo sampah-sampah yang ada di TPA kita pisahin saru-satu?
  • Kompos
http://agrobost.files.wordpress.com/2008/10/proses-kompos.jpg?w=450
Merupakan bahan organik (dari sampah organik) yang mengalami proses penguraian oleh Mikroorganisme. Bahan untuk membuat kompos yaitu :
- Sampah organik kering atau hijau – Daun hasil pemangkasan tanaman pagar
- Sisa makanan dari rumah tangga, restoran, warung, dsbg.
  • Gas Bio
Merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses fermentasi dan pembusukan oleh bakteri [italic]anaerobik[/italic] thd bahan2 organik, meliputi kotoran manusia, kotoran hewan, sisa pertanian, dsbg.
Komposisi gas ini terdiri atas :
- gas metan
- karbondioksida
- nitrogen
- karbonmonoksida
- oksigen
- hidrogen sulfida




·         Insenerator
http://wb5.itrademarket.com/pdimage/61/1340961_incineratoric.jpg


Adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah sedara terkendali dengan menggunakan suhu tinggi. Sampah apaan aja bisa gan, kecuali kaca, logam sama sampah organik.
  • Sanitary Landfill
    ada 3 metode yang digunakan :
    1. Metode galian parit
http://www.bvsde.paho.org/bvsars/i/fulltext/manual/Gra40.gif
sampah dibuang ke dalam parit yang sengaja digali memanjang. Sampah ditimbun, dipadatkan dan diratakan. Jika sudah penuh, gali parit lain di tempat lain. Ruginya? MAKAN TANAH 2. Metode Area
http://www.bvsde.paho.org/bvsars/i/fulltext/manual/Gra4.gif
sama ama metode 1, cuma bedanya sampah dibuang kedalam lahan yang emang tidak sengaja digali. Kaya rawa yang kering, tanah rendah.
3. Metode Ramp, yaitu metode gabungan 1 & 2. Bedanya, proses penguburannya. Yaitu masukkan sampah, lalu lapisi tanah setebal 15cm, dst.
2. LIMBAH CAIR
- Pengolahan primer
Dilakukan secara fisika :
a. Pengolahan Awal
1. Limbah mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring untuk menyaring sampah yang besar agar tidak masuk kedalam proses selanjutnya. Metode ini disebut metode penyaringan
2. Limbah yang telah disaring, disalurkan ke suatu tangki yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran besar. Caranya dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel2 pasir jatuh ke dasar tangki.
b. Pengolahan Akhir
1. Setelah melalui tahap A, limbah cair dialirkan ke tangki pengendapan. Di tangki ini, limbah cair didiamkan agar aprtikel2 padat yang tersupsensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan tsb membentuk lumpur yang kemudian dipisahkan dari air limbah dan diproses ke tahap selanjtnya. Tahap ini disebut pengendapan 2. Setelah tahap pengendapan dilakukan tahap pengapungan, yaitu untuk menyingkirkan minyak atau lemak dengan menggunakan alat yang menghasilkan gelembung udara kecil (+- 30 – 120 mikron)

©  Bahan-bahan buangan yang umum terdapat di laboratorium.

1. Fine chemicals.
Fine chemicals hanya dapat dibuang ke saluran pembuangan atau tempat sampah jika :
a. Tidak bereaksi dengan air.
b. Tidak eksplosif (mudah meledak).
c. Tidak bersifat radioaktif.
d. Tidak beracun.
e. Komposisinya diketahui jelas.

2. Larutan basa.
Hanya larutan basa dari alkali hidroksida yang bebas sianida, ammoniak, senyawa organik, minyak dan lemak dapat dibuang kesaluran pembuangan. Sebelum dibuang larutan basa itu harus dinetralkan terlebih dahulu. Proses penetralan dilakukan pada tempat yang disediakan dan dilakukan menurut prosedur mutu laboratorium.

3. Larutan asam.
Seperti juga larutan basa, larutan asam tidak boleh mengandung senyawa-senyawa beracun dan berbahaya dan selain itu sebelum dibuang juga harus dinetralkan pada tempat dan prosedur sesuai ketentuan laboratorium.

4. Pelarut.
Pelarut yang tidak dapat digunakan lagi dapat dibuang ke saluran pembuangan jika tidak mengandung halogen (bebas Fluor, Clorida, Bromida, dan Iodida). Jika diperlukan dapat dinetralkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air keluar. Untuk pelarut yang mengandung halogen seperti kloroform (CHCl3) sebelum dibuang harus dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pengurus atau pengelola laboratorium tempat dimana bahan tersebut akan dibuang.
5. Bahan mengandung merkuri.
Untuk bahan yang mengandung merkuri (seperti pecahan termometer merkuri, manometer, pompa merkuri, dan sebagainya) pembuangan harus ekstra hati-hati. Perlu dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pengurus atau pengelola laboratorium sebelum bahan tersebut dibuang.

6. Bahan radiokatif.
Sampah radioaktif memerlukan penanganan yang khusus. Otoritas yang berwenang dalam pengelolaan sampah radioaktif di Indonesia adalah Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).


7. Air pembilas.
Air pembilas harus bebas merkuri, sianida, ammoniak, minyak, lemak, dan bahan beracun serta bahan berbahaya lainnya sebelum dibuang ke saluran pembuangan keluar.

© Pengelolaan limbah biologi

               Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah biologi dapat digolongkan dalam limbah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastik

a. Limbah Benda Tajam
  
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya : jarum hipodermik, perlengkapan intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif

b. Limbah Infeksius
   Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Yang termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk sarah manusia, benda tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah raung isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan terkontaminasi ( medical waste ).

c. Limbah Jaringan Tubuh
   Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.

d. Limbah Jaringan Tubuh
   Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.

e. Limbah Citotoksik
   Limbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik. Limbah yang terdapat limbah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc

f. Limbah Farmasi
   Limbah farmasi berasal dari : obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.

g. Limbah Kimia
   Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, vetenary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah citotoksik

h. Limbah Radio Aktif
   Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt berupa padat, cair dan gas.

i. Limbah Plastik
   Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.


©Pengelolaan Sampah Kimia
1. Teknik Pemurnian.
a. Kristalisasi dan Rekristalisasi.
Kristalisasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan bahan murni suatu senyawa. Dalam sintesis kimia banyak senyawa-senyawa kimia yang dapat dikristalkan. Untuk mengkristalkan senyawa-senyawa tersebut, biasanya dilakukan terlebih dahulu penjenuhan larutan kemudian diikuti dengan penguapan pelarut serta perlahan-lahan sampai terbentuk kristal. Pengkristalan dapat pula dilakukan dengan mendinginkan larutan jenuh pada temperatur yang sangat rendah di dlam lemari es atau freezer.
Rekristalisasi adalah suatu teknik pemurnian bahan kristalin. Seringkali senyawa yang diperoleh dari hasil suatu sintesis kiia memiliki kemurnian yang tidak terlalu tinggi. Untuk memurnikan senyawa tersebut perlu dilakukan rekristalisasi. Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut yang cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut dilarutkan ke dalam pelarut yang sesuai kemudian dipanaskan (direfluks) sampai semua senyawa tersebut larut sempurna. Apabila pada temperatur kamar, senyawa tersebut sudah larut secara sempurna di dalam pelarut, maka tidak perlu lagi dilakukan pemanasan. Pemanasan hanya dilakukan apabila senyawa tersebut belum atau tidak larut sempurna pada keadaan suhu kamar. Setelah senyawa/solut tersebut larut sempurna di dalam pelarut baik dengan pemanasan maupun tanpa pemanasan, maka kemudian larutan tersebut disaring dalam keadaan panas. Kemudian larutan hasil penyaringan terssebut didinginkan perlahan-lahan sampai terbentuk kristal.
Salah satu faktor penentu keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan zat pelarut. Pelarut yang digunakan dalam proses kristalisasi dan rekristalisasi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki gradient temperatur yang besar dalam sifat kelarutannya.
2) Titik didih pelarut harus di bawah titik lebur senyawa yang akan di kristalkan.
3) Titik didih pelarut yang rendah sangat menguntungkan pada saat pengeringan.
4) Bersifat inert (tidak bereaksi) terhadap senyawa yang akan dikristalkan atau direkristalisasi.
Apabila zat atau senyawa yang akan kita kritalisasi atau rekristalisasi tidak dikenal secara pasti, maka kita setidak-tidaknya kita harus mengenal komponen penting dari senyawa tersebut. Jika senyawa tersebut adalah senyawa organik, maka yang kita ketahui sebaiknya adalah gugus-gugus fungsional senyawa tersebut. Apakah gugus-gugus tersebut bersifat hidrofobik atau hidrofilik. Dengan kata lain kita minimal harus mengetahui polaritas senyawa yang akan kita kristalkan atau rekristalisasi. Setelah polaritas senyawa tersebut kita ketahui kemudian dipilihlah pelarut yang sesuai dengan polaritas senywa tersebut.
b. Sublimasi.
Sublimasi adalah peristiwa penguapan secara langsung padatan kristalin ke dalam fasa uap. Contoh klasik sublimasi adalah penguapan kamfer (kapus barus). Sublimasi dapat digunakan sebagai metode pemurnian padatan kristalin. Beberapa senyawa kimia dapat menyublim pada temperatur dan tekanan kamar, namun banyak yang beru dapat menyublim apabila tekanan diturunkan. Untuk mendapatkan bahan murni, fasa uap bahan tersublim didinginkan secara perlahan-lahan sehingga terbentuk kristal.

c. Destilasi.
Destilasi juga merupakan salah satu teknik memurnikan senyawa kimia. Senyawa yang akan dimurnikan harus berupa cairan. Destilasi bekerja berdasarkan perbedaan titik didih senyawa-senyawa di dalam larutan. Senyawa-senyawa yang dimurnikan akan terpisah berdasarkan perbedaan titik didihnya. Senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terpisah terlebih dahulu diikuti dengan senyawa-senyawa yang memiliki titik didih yang lebih tinggi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar