Sabtu, 25 Februari 2012

Karya ilmiyah


KUKANG PRIMATA KECIL YANG MEMATIKAN

Oleh : Shella Aprielliyani

Kukang memiliki gigitan beracun. Gigitan satwa berbahaya yang paling kita kenal adalah gigitan komodo namun gigitan kukang lebih menarik dari pada komodo  karena meski pun gigitan kukang tidak mengandung bakteri tetapi gigitan kukang sama berbahaya dengan gigitan komodo dan reaksi yang ditimbulkan oleh gigitan kukang terhadap tubuh manusia berbeda satu dengan yang lainnya.


BONEKA CAKI VERSI HEWAN
Kukang memiliki gigitan yang berbahaya yaitu gigitan yang dapat mengandung racun, pada awalnya gigitan kukang itu tidak beracun namun saja kukang punya kelenjar brancial yang mengeluarkan sekret dan mengandung alergen peptida, kelenjar brancial yang mengeluarkan cairan sekret serta mengandung alergen peptida ini dihasilkan oleh lipatan lengan kukang ,alergen peptida ini sama dengan alergen peptida yang di miliki oleh kucing, namun alergen peptida yang berada ditubuh kucing tidak berbahaya dan reaksi alergen peptida ini sangat berbeda dengan alergen peptida yang dimiliki oleh kukang.
Proses terjadinya gigitan beracun dan mengandung cairan sekret pada gigitan kukang itu sendiri terjadi dengan tidak sengaja dan terkadang terjadi dengan sengaja, proses terjadinya dengan tidak sengaja itu terjadi pada saat kukang membersihkan tubuhnya sewaktu bangun tidur pada pukul 17.00 sebelum ia beraktifitas dengan cara menjilati seluruh tubuhnya dengan menggunakan lidah dan membasahi tubuhnya dengan menggunakan air liurnya,  kemudia rambut kukang disisir menggunakan gigi taringnya serta toilet clow yaitu kuku yang terdapat pada jari kedua dan pada saat pagi hari lebih tepatnya 5 menit sebelum matahari terbit kukang juga memberbersihkan tubuhnya sebelum tidur.
Proses terjadinya gigitan beracun dengan sengaja oleh kukang itu sendiri terkadang gigitan yang mengandung racun di jadikan senjata untuk melindungi dirinya dari pemangsa atau sejenisnya, sewaktu kukang sedang merasa terancam, kukang akan menjilati lengannya dan seketika rancun akan menempel pada gigi taring kukang  dan memiliki racun yang berbahaya.
AKIBAT GIGITAN MUNGIL
Akibat gigitan kukang kita  dapat mengalami demam 1-3 hari dan jika pertahanan metabolisme tubuh kita sedang tidak fit gigitan kukang tersebut berakibal fatal pada tubuhkan kita bisa mengalami gejala alergi yaitu berupa bengkak sekujur tubuh sampai waktu yang belum diketahui bahkah yang paling fatal  dari gigitan kukang yaitu kematia. namun apabila kita digigit kukang saat kondisi tubuh kita sehat dan pertahanan metabolisme tubuh kita kuat  maka tidak akan terjadi sesuatu yang berbahaya terhadap tubuh kita akan tetapi kita tidak tau kapan metabolisme tubuh kita sedang fit dan kapan pertahanan tubuh kita sedang tidak fit.
Pertolongan yang dapat kita lakukan ketika tergigit oleh kukang. Terlebih dahulu kita membersihkan lukanya kemudian kita dapat memberikan betadin, apabila tidak ada betadin kita dapat memberikan berikan gurasan daun kerinyuh. Gurasan daun kerinyuh ini lah yang paling efektif mengatsi gigitan kukang.
Di sisi ventral siku dari kedua kukang (Nycticebus coucang), kelenjar brakialis mengeluarkan sekitar 10 mikroliter (ml) yang jelas, berbau tajam cairan dalam bentuk keringat apokrin. Biasanya, dimiliki laki-laki dan kukang perempuan mengambil posisi defensif dengan kepala menunduk ke bawah antara kaki depan terangkat, seperti seorang pejuang miniatur dalam meraih kemenangan, sementara menanamkan kelenjar eksudat ke kepala dan leher, Para lorises sering menjilat daerah mereka sendiri kelenjar brakialis, dan juga menyeka kelenjar ini terhadap kepala mereka.
SUNTIKAN KESENGSARAAN

Kelenjar aktif di kukang semuda 6 minggu, kukang memiliki gigi yang seperti jarum khusus, gigi sisir yang digunakan untuk perawatan, dan asosiasi yang erat dengan sisir ini dan yang menjilati kelenjar membuat asumsi yang alami untuk memvisualisasikan sisir sebagai perangkat untuk menyuntikkan kelenjar sekresi beracun berasal brakialis.
Meskipun desain maju racun pengiriman arsitektur (suntik racun hypodermically melalui runcing tabung) telah berkembang beberapa kali dalam vertebrata (yaitu, gila monster, ikan pari, stonefish, ular), racun ofensif dan defensif yang jarang ditemukan di mamalia. Para pemarah platypus dan air adalah mamalia yang paling baik didokumentasikan dalam penggunaan strategi ini.
Dengan demikian, kukang akan menjadi contoh tunggal primata yang menggunakan racun, memiliki perangkat khusus untuk menyuntikkan, dan bahwa beban yang "menyengat".
secara sekunder dengan mengambil racun dari bagian tubuh tidak terkait dengan toothcomb tersebut. Khusus gigi pada rahang bawah Loris telah terbukti efektif dalam melakukan cair ke atas
              Sementara kukang adalah predator serta pemakan buah, mangsa mereka terdiri dari serangga dan vertebrata begitu kecil dibandingkan dengan lorises bahwa racun tidak harus diperlukan untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa AQ2 ini sebelum menjadi dicerna oleh kukang.
 Sedikit yang diketahui tentang predasi dari lorises dan apakah gigitan mereka digunakan sebagai senjata defensif terhadap predator. Mereka tidak mampu menangkis gigitan predator dengan mereka, dan mereka telah ditangkap dan dibunuh oleh orang utan dan elang-elang Sebaliknya, gigitan mereka menimbulkan pada pasangan kandang sosial yang umum dan parah. Luka ini menunjukkan daerah yang terkena besar dengan hilangnya bulu, berkepanjangan edema, lambat-penyembuhan, dan sering mengancam nyawa.
   Hipotesis toksin telah menyebabkan sejumlah upaya untuk mengkarakterisasi protein isi dari kelenjar, Menyadari bahwa lorises adalah suatu prosimian biologi spesies yang tidak sepenuhnya dipahami, kita kembali diperiksa berbagai komponen dari eksudat baik dari lorises kerdil dan lambat (termasuk volatile protein berat molekul rendah metabolit dan non-volatile lebih tinggi berat molekul fraksi) dan menyajikan dua hipotesis untuk penggunaan ganda kelenjar. Selain menjadi reservoir racun defensif, sekresi kelenjar berbau tajam menampilkan semua komponen yang diperlukan untuk memainkan peran fungsional npenting dalam penciuman.
KECIL-KECIL CABE RAWIT
Zoonosis adalah penularan penyakit antara satwa dengan manusia. Peluang penularan penyakit semakin tinggi karena kukang adalah satwa liar dari golongan primata: metabolisme tubuh similiar dengan kita manusia. Penyakit yang dapat ditularkan (& terjadi/terlihat dengan segera) adalah flu, diare, penyakit kulit (eksim, rambut rontok), penyakit pernafasan (batuk, TBC, radang paru-paru) & lain-lain. Penyakit berat yang mungkin terjadi lainnya adalah penularan virus HIV, ebola, penyakit-penyakit akibat virus lainnya, & kemungkinan gangguan janin.
Penyakit-penyakit berat biasanya tidak terjadi saat ini, tidak terjadi seketika. Kita tidak akan pernah tahu, bahwa TBC atau mungkin gangguan janin terjadi karena kita pernah memelihara kukang. Satwa yang tampak sehat bisa jadi merupakan satwa vektor atau pembawa penyakit, meskipun satwa tersebut kelihatan sehat. Berpikirlah lebih dalam & pertimbangkan masa depan teman-teman jika ingin mememelihara kukang.
RUMAH ELIT YANG NYAMAN GAYA KUKANG

Kukang terkenal dengan kehidupan malamnya (nocturnal) Kukang jawa adalah hewan primata yang primitif. Diwaktu malam hari matanya menyalah karena ia hewan nocturnal hewan (aktif dimalan hari) dan karena Retina (Repetum lucium pengaruh sinar rembulan) jadi menghasilkan pancaran nyalah orange, Dibagian tubuh terdapat strip pola garpu, Jari kukang oposit yaitu hampir 270o mengepalnya, dapat menggantung sampai berjam-jam.
Semua jenis Kukang mempunyai ekor dan tipe ekor yang dimiliki kukang yaitu tipe pestigial seperti tidak berekor tetapi sesungguhnya memiliki ekor. Kukang memiliki badan yang lentur, bisa meregangkan badan, meliuk, menggantung, & menggantung terbalik. Kukang tidur dengan cara menggulung badannya seperti bola.
Layaknya hewan-hewan nocturnal lainnya, pada siang hari kukang beristirahat atau tidur pada cabang-cabang pohon. N. coucang dewasa, induk dan infan, dan pradewasa tidur menyendiri atau bertiga dengan individu dewasa atau pradewasa lainnya yang masih dalam kelompok spesial selama 3 dari 10 hari. Kelompok tidur kukang selalu terdiri atas satu infan. Infan tidur memeluk pinggang induknya. Infan akan tidur terpisah tetapi masih bersebelahan dengan induk pada umur sekitar enam bulan.
Pada siang hari tubuhnya menggulung, karena ketika dia tidur di atas pohon yang tinggi, dan dengan cara menggulung tubuhnya sendiri adalah salah satu cara pertahanan diri/untuk melindungi diri dari musuhnya, kukang juga memiliki Rinarium/ ujung hidung selalu basah seperti anjing itu yang memperkuat pemciuamannya.
Secara teori kukang hanya dapat dibedakan dari melihat kelaminnya secara langsung  (jantan ada sekroptum dan pada betina tidak ada sekroptumnya) namun pada kenyataannya kukang juga dapat dibedakan dengan cara melihat bulu dari kukang biasanya bulu betina lebih cerah dari jantan dan ukuran tubuh dari kukang itu sendiri, biasanya betina memiliki tubuh yang lebih kecil dari pada jantan.
KUKANG CINTA BUMI
Kukang tidur menyendiri maupun berkelompok dengan kisaran 1-3 individu Kukang tidur diatas pohon yang tinggi. Tempat tidur yang dipilih yaitu dahan, ranting, pelepah palem, ataupun liana yang memungkinkan mereka bersembunyi dengan aman. Selain bagian vegetasi tersebut kukang tidak pernah menggunakan lubang pohon atau tempat tidur lainnya.      
Bahkan ada yang membenamkan diri ke dalam tumpukan serasah tetapi hal ini sangat jarang ditemui. Satu yang menarik dari kebiasaan tidur kukang yaitu posisi dimana mereka akan menggulungkan badan, kepala diletakkan diantara kedua lutut/ekstrimitasnya.
Ketika malam hari tiba, kukang mulai melakukan aktivitasnya. Mereka bergerak dengan menggunakan 4 anggota tubuhnya, pergerakan seperti ini disebut dengan quadropedal ke segala arah baik itu peregrakan vertical ataupun horizontal (climbing). Pada hewan-hewan yang hidup di penangkaran, mereka bergerak memanjat dan mengitari kandang disebut dengan aksplorasi. Tak jauh berbeda dengan kehidupannya di alam, kukang yang hidup di penangkaran pun menciumi segala sesuatu / objek yang ditemuinya serta melakukan penandaan / marking dengan urine.
kukang dihabitat aslinya memiliki peran penting dalam menghijaukan habitatnya. Kukang yang hidup liar di alam memakan pakan alaminya berupa biji-bijian, getah, nektar, buah-buahan hutan, serangga, reptil kecil seperti cicak, bunglon dan kadal.
Kita ambil contoh pakan: nektar & buah. Saat kukang memakan nektar bunga tumbuhan A, dia membantu penyerbukan bunga tumbuhan A. Saat kukang memakan buah dari tumbuhan B, dia mengunyah mengambil dagingnya dan membuang (melepehkan) kulit & bijinya. Kukang membantu penyebaran biji tumbuhan B tersebut dengan kata lain kukang dapat membatu penyebaran bibit tumbuhan dialam.

2 komentar:

  1. saya kena gigitan kukang liar nih, gejalanya infeksi plus kyk mati rasa di ujung jari saya, itu gak apa apa?

    BalasHapus
  2. Saya digigit kukang tapi saya keluarin darah saya pas keluar kayak keluar air-air keringat gitu itu gakpapa aku gimana?

    BalasHapus